Pelita di bawah Matahari

Welcome in this Weblog, of course still very simple, my expectation hopefully good for each other converting information among our humanity.

Monday, May 08, 2006

NONTON DI TV 2 PEKAN INI : Rusuh di Pulau Jawa

Kata orang bijak : Bila anda membangun rumah di tepi pantai maka anda harus siap diterpa badai. Sesuatu yang mustahil bila anda ingin menjadi Pemimpin disatu sisi tetapi disisi lain anda mendambakan ketenangan. Saya menyadari ini tetapi bagi masyarakat justru ketenangan itu yang dicari, itulah gunanya negara dan itulah resiko Pemimpin yang harus menciptakan ketenangan

Bupati Wanita di Tuban dan di Banyuwangi yang telah memenangkan Pilkada di gugat oleh pihak yang kalah. Buruh mengancam Revolusi bila UU 13/2003 di revisi. Teroris ditembak Polisi tetapi masih dipertanyakan mengapa tidak ditangkap hidup-hidup saja. Inul di usir dari kampung Jakarta oleh FBR. Gunawan Santosa kabur dari penjara, ini aneh.

Andainya saya tidak punya Televisi, pasti saya dengan tenangnya minum teh di pagi hari bersama keluarga. Sajian televisi kita selama 2 pekan ini membuat saya tergerak menulis di weblog saya ini.

Menegakan demokrasi di Republik ini adalah tujuan dari adanya REFORMASI dulu. Kalau seperti ini yang terjadi saya melihat dari sisi ini Reformasi itu gagal. Nampak masyarakat kita belum siap berdemokrasi sebagaimana diamanatkan UU dan segala aturan yang ada.

Guru saya yang sekarang menjadi Sekda Kota Tarakan DRS. H. BAHARUDDIN BARAQ. M.Ed ketika saya menjadi muridnya di SPMA pernah menyampaikan dan selalu saya ingat. Kata beliau "Lebih baik tidak ada aturan, tetapi masyarakat itu hidup dengan damai, dari pada ada aturan tetapi dilanggar oleh masyarakat itu dan selalu kacau".

Untuk apa kita memilih bentuk negara ini REPUBLIK, kalau perilaku masyarakat kita seperti berada di hutan rimba. Mungkin lebih baik Kekaisaran seperti Jepang tetapi rakyatnya Damai, Maju dan Sejahtera. Atau kita memilih Kerajaan saja seperti Saudi Arabia, Belanda, Inggris, Brunei dll meskipun Feodal tetapi rakyatnya Aman dan Sejahtera.

Bukan saya berniat makar atau bersikap ekstrim, tetapi saya yang hidup di Pulau Kalimantan ini melihat Kawan-kawan saya di Pulau Jawa yang sepatutnya menjadi contoh kemajuan, kok bisa membuat saya ini merasa tidak tenang. Mungkin hanya Slogan saja istilah Gamah Rifah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kerto Rahajo.

Mudahan dapat diselesaikan dengan Musyawarah dan Mufakat yang menjadi falsafah kita, dan kata itu berasal dari tanah JAWA. Perlu diingat pula seluruh siaran TV tadi berpusat di Pulau Jawa yang sangat maju di segala bidang.

Kami kami masyarakat yang ada di luar Jawa ini bisa tidak percaya lagi apakah Ibu Kota Republik ini dipercayakan di Pulau Jawa. Meskipun kami juga menyadari belum tentu juga keadaan bisa lebih baik.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home