Pelita di bawah Matahari

Welcome in this Weblog, of course still very simple, my expectation hopefully good for each other converting information among our humanity.

Saturday, June 03, 2006

Modus baru, konfirmasi berita berbentuk surat dibawa langsung Pimpinan Redaksi

Surat dari sang Pimpinan Redaksi
Gimana kalau saya ketemu langsung jadi tidak terbit ya ?
Kalau ada Tabloidnya mau juga saya coba membeli


Sedikit terganggu juga saya dengan sebuah surat, yang tiga hari lalu saya terima. Surat dari seorang Pimpinan Redaksi sebuah Tabloid yang terbit di Tenggarong. Surat itu bertanggal 30 Mei 2006 dengan perihal mohon tanggapan dan beberapa saran.

Rencananya akan diterbitkan sebuah berita, berita itu memerlukan tanggapan saya agar imbang katanya. Sekarang sudah dalam tahap lay out, tinggal naik cetak. Saya di ultimatum untuk memberi tanggapan selama 5 hari setelah surat itu dikirimkan.

Beritanya sebenarnya sudah basi, masalah di Unikarta, peristiwa tahun 2004, dan sangat tendensius. Sebagai sesama pengelola Media Lokal, saya pun memberi tanggapan sesuai permintaan sang Pimred tersebut. Hari ini saya kirimkan, karena deadline yang di ultimatum itu berakhir tanggal 3 Juni 2006 ini.

Yang aneh bagi saya, kenapa mesti mengirim surat kepada saya secara pribadi. Padahal masalah yang diminta tanggapan itu adalah pekerjaan Lembaga. Dan sang Pimred ingin bertemu langsung dengan saya, lebih aneh lagi ketika portir saya Ir. Sri Mulyati ingin membuka surat itu dilarang oleh sang Pimred.

Sebelum ini juga sudah menghadap saya seorang oknum yang mengaku Wartawan sebuah Tabloid yang terbit di Samarinda, juga konfirmasi masalah yang sama. Karena saya repot saya turuti saja kemauannya. "Asal tahu saja pak, Tabloid kami mau terbit nih, berapapun yang bapak kasih, saya terima pak . . ." Sayapun berikan yang dia maksudkan.

Entah ada komando, atau koordinasi yang baik diantara oknum tersebut, maka berlanjutlah dengan episode kedua ini. Saya berfikir kalau saya biarkan, saya akan dimakan terus, seolah-olah saya bersalah. Maka saya harus mengambil sikap, dengan menjawab saja surat itu supaya jelas.

Nah kawan-kawan para blogger & netter mungkin anda juga pernah ketemu masalah seperti ini. Kalau belum saya yakin ini modus baru dalam dunia press kita, bagaimana cara untuk menaklukan hal seperti ini perlu pemikiran rekan-rekan semua.